Mungkin sebagian kawan akan mencibir dan tertawa membaca judul dari artikel ini. Semua orang juga takut jatuh dari motor. Semua orang takut sakit, takut mati, takut motornya rusak, takut helm 2 jutanya baret, takut jaket 3 jutanya rusak dan takut-takut yang lainnya.
Semua rider, terlebih yang sudah berkendara dengan jam terbang cukup lama, biasanya otomatis memiliki indra ke-6 yang berfungsi sebagai radar dijalanan. Kadang tanpa sadar, kita tanpa melirik sepion sudah tau dikanan belakang kita ada motor lain yang menempel. Atau sebelum tikungan, kita seperti punya intuisi bahwa dari lawan arah tidak ada/ada kendaraan.
Indra ke-6 ini dinamakan sebagai "INTUISI" dengan kadar kepekaan berbeda disetiap orang.
Menurut salah satu artikel yang pernah saya baca, perbedaan kadar intuisi pada setiap manusia itu akan menjadi berimbang dikala akan terjadi crash atau tabrakan atau jatuh.
Setiap manusia, rata2 akan menyadari bahwa kejadian fatal ini tidak bisa dihindari sekitar sepersekian sampai satu detik sebelum "momentum", entah jatuh atau tabrakan.
Sebagian besar kecelakaan fatal terjadi dikarenakan pengendara berada dalam situasi "TIDAK RELA JATUH" alias logika/akal sehatnya mengalahkan intuisi bahwa motor itu benda kesayangannya dan tidak boleh dilepaskan begitu saja.
SALAH...!!!
Pada saat inilah moment antara 50% hidup dan 50% mati akan terjadi.
Jika kita membiarkan Logika berjalan daripada Intuisi, yang akan terjadi adalah otak langsung bereaksi memikirkan perhitungan jatuh dan tidak jatuh dengan memakan waktu yang seharusnya digunakan untuk refleks dan bertindak. Akhirnya terlambat mengantisipasi keadaan dan "BAAM..!!!", tertabraklah atau terjatuhlah dia dengan posisi yang tidak menguntungkan dan tidak berdaya yang mengakibatkan kondisi fatal bagi sang Rider maupun kendaraannya.
Lalu, apa yang seharusnya dilakukan? Aku belum mau mati!!! Aku gak mau sakit! Aku gak mau diamputasi! Aku gak mau dilindas! Bla bla bla bla...!
Satu hal yang harus disadari adalah : "MANUSIA ITU PASTI AKAN MATI..!"
Sekarang, bagaimana caranya kita tidak mati saat ini?
Caranya adalah, tutup akal sehat dan biarkan refleks dan intuisi yang bergerak. Mungkin bukan hal yang mudah dan harus dilatih.
Agama mengajarkan bahwa Manusia adalah Hewan Berakal Sehat. Tanpa akal sehat, manusia kembali kehabitatnya menjadi binatang.
Binatang adalah mahluk yang selalu dan terus2an berusaha untuk survive/staying alive, entah terhadap lingkungan atau terhadap predatornya.
Kucing walau dilempar dari tempat tinggi akan jatuh diatas ke empat kakinya.
Tikus bisa melepaskan diri dari jepitan, selama kepalanya bisa lolos, badannya akan mengikuti.
Serigala bisa bertahan hidup dengan memakan bagian tubuhnya.
Anjing memiliki kadar kepakaan tinggi terhadap bahaya.
Semut bisa mengangkat beban 500 kali berat tubuhnya.
Kenapa manusia yang merupakan mahluk paling mulia tidak bisa melakukannya..?
Manusia bisa melakukan hal2 tersebut diatas disaat "kepepet" atau "dalam bahaya"
Seorang ibu pernah mengangkat kulkas berisi penuh pada saat kebakaran.
Seorang perawat pernah meloncat dari lantai 5 dan tidak luka sama sekali pada saat kebakaran.
Seorang penerjun pernah selamat ketika payungnya sama sekali tidak terkembang dan hanya patah tulang kaki dan pinggulnya.
Saat itulah yang bisa disebut sebagai, "Animal Instinct".
Pada saat akan terjadi kecelakaan, jangan berfikir untuk menyelamatkan motor, biarkan instinct/intuisi yang bergerak untuk mencari selamat.
Latihan paling mudah adalah: Menangkap Uang Kertas dan Tiger Jump.
1. Menangkap Uang Kertas.
Cobalah menangkap Uang kertas yang dilepaskan oleh tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan. Cobalah berbagai tingkat ketinggian.
Setelah lihai, minta orang lain yang melakukannya.
2. Tiger Jump
Coba berlatih koprol terlebih dahulu dengan aman. Setelah lihai koprol, coba loncat lalu koprol. Cari tempat yang enak, karpet atau kasur tebal misalnya.
Pastikan tangan rileks dan tidak tegang, semua otot lemaskan dan jangan kaku.
Loncatlah satu meter kedepan lalu tahan dengan tangan setengah terkepal (jari2 jangan dibuka), lalu lipat kepala kearah dada, tekuk dengkul kearah perut, putar badan kedepan seperti koprol, lalu lepas tangan dengan cepat dan tekapkan depan dada dengan telapak tangan tertutup dan menghadap kemuka. Posisi kaki masih menekuk.
Cobalah berguling sambil mata memperhatikan satu titik tujuan.
Setelah lihai, cobalah tanpa tangan. Tangan ditaruh disisi kuping lalu koprol dan posisi kembali seperti semula, yaitu bagai Bayi Dalam Rahim.
Setelah lihai, naikkan tingkatannya dengan menggunakan halangan. Bisa kursi, bisa meja kecil, bisa sebuah helm.
Hati2, jangan dipaksakan untuk naik tingkat dengan cepat. Semua butuh proses.
Aplikasinya Pada Saat Kecelakaan
Kebiasaan kita untuk menangkap uang kertas akan membantu refleks kita melihat situasi secara cepat dan lugas lalu bertindak lebih cepat dari otak berfikir.
Ketika
Nomor satu tepenting adalah: "STAYING ALIVE" kalaupun harus mati, matilah dengan terhormat, yaitu setidaknya kita mencoba untuk bertahan hidup.
Walau sekelibat, cari tempat jatuh yang "enak" alias aman. Biasakan melirik disisi kiri, jangan lama2, jangan berpikir. Lihat, loncat, koprol.
Jangan langsung bangun setelah jatuh, cobalah melihat sekeliling untuk melihat kondisi bahaya atau tidaknya. Setelah dirasa aman, periksa kondisi badan. Gerakkan seluruh bagian jari, rasakan pergerakannnya, lalu leher dan terakhir lutut.
Jika terasa panas disalah satu bagian tubuh, dipastikan ada tulang patah disana/memar otot.
Jika kesemutan, berarti ada pendarahan.
Jika Nyeri sangat amat, biasanya ada keseleo atau patah
Peduli setan dengan kondisi motor, perhatikan dulu kondisi diri, setelah itu baru perhatikan kondisi motor dan lawan kecelakaan.
Jangan lupa, jika ada boncenger. Biasanya Boncenger tanpa sadar akan meloncat mengikuti si rider didepannya.
Kalau saya pribadi, selalu mengajarkan tips ini kepada sang boncenger tercinta. Bagaimana caranya dia nanti loncat, hal apa yang harus dilakukan dan dilindungi, karena pada prinsipnya hampir sama dengan sang Rider, hanya lebih mudah karena tangannya lebih bebas dan lebih banyak waktu utk melihat tempat aman dibanding sang Rider.
Pada beberapa kejadian dimana boncenger mengalami hal fatal adalah dikarenakan si boncenger duduk miring, bukan menghadap depan.
Dari semua kecelakaan yang terjadi, beberapa kawan yang berusaha mempraktekan cara ini dengan melepaskan motor dan waspada dengan tempat dan cara jatuh tidak mengalami kondisi yang fatal yang seharusnya bisa terjadi jika dia tetap memegang motor.
Kemungkinan fatal yang bisa terjadi jika rider memegang motor saat kecelakaan adalah:
1. Rider terseret motor, sehingga momentum gravitasinya lebih kuat oleh dampak dorongan dua object secara bersamaan.
2. Rider kehilangan keseimbangan karena terbawa momentum motor atau kendaraan yang melandanya.
3. Rider tertindih motornya.
4. Rider terjebak dan masuk kekolong kendaraan lawan yang lebih besar karena efek benturan setang dengan body kendaraan lawan (misalnya mobil atau bus).
5. Rider tertusuk setang motornya yang bengkok.
Dan lain-lain sebagainya...
Oleh maka itu, jika kita "harus" jatuh, jatuh lah dengan pintar. Jangan biarkan analisa dan asumsi memenuhi pikiran.
Ingat selalu 3 hal:
"Intuisi, Refleksi, Reaksi"
"Sejago apapun kau bawa motor, Sejuta Orang Bodoh diluar