pertama buka link ini:
http://www.downloadyoutubevideos.com/
kedua masukkan alamat video yg mau di unduh ke kotak isian
ketiga setelah unduh rubah filenya jadi *.flv
silahkan liat disana ada step by step nya
rg,
bayu
----bayu blog - blogan----
pertama buka link ini:
http://www.downloadyoutubevideos.com/
kedua masukkan alamat video yg mau di unduh ke kotak isian
ketiga setelah unduh rubah filenya jadi *.flv
silahkan liat disana ada step by step nya
rg,
bayu
Secara umum peta Navigasi.net, terdiri dari 33 bagian yang mewakili jumlah propinsi di Indonesia. Idealnya tiap bagian dipisahkan kedalam 3 tipe peta yakni:
1. | Peta Topo | |||||||||||||||
62 + XX + 0050.img untuk nama file dan "["+XX+"-50]"+ Nama propinsi + "(Simple Topomap)" untuk nama peta. Peta topo hanya berisi polygon kontur yang mewakili ketinggian mulai dari 700 meter hingga lebih dari 4000 meter dimana setiap beda ketinggian diwakili oleh warna dan pattern yang berbeda. Anda cukup mengarahkan pointer keatas polygon topo tersebut (Gambar 1) untuk mengetahui deskripsi ketinggiannya. Khusus untuk propindi Bangka Belitung dan DKI Jakarta, tidak tersedia peta topo, dikarenakan didalam kedua propinsi tersebut tidak memiliki data ketinggian lebih dari 700 meter.
| ||||||||||||||||
2. | Peta Dasar | |||||||||||||||
62 + XX + 0060.img untuk nama file dan "["+XX+"-60]"+ Nama propinsi + "(Basemap)" untuk nama peta Peta dasar, terdiri dari objek-objek peta seperti laut, danau besar, desa, kecamatan, kota, sungai-sungai utama, hutan, cagar alam dan/atau taman suaka margasatwa, pulau, gunung dan pantai/teluk/semenanjung. | ||||||||||||||||
3. | Peta Jalan | |||||||||||||||
62 + XX + 0070.img untuk nama file dan "[" + XX +"-70]"+ Nama propinsi + "(Streetmap)" untuk nama peta Peta jalan, terdiri dari objek peta tipe polyline (misal: jalan, rel kereta api, sungai-sungai kecil), point (misal: sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan) dan polygon (misal: lapangan golf, taman, area parkir). Peta jalan ini mengandung mengandung informasi yang dibutuhkan dalam fitur autorouting. Jika peta yang anda transfer ke perangkat GPS tidak mengandung peta tipe ini, maka dipastikan peta anda tidak akan bisa autorouting dari satu lokasi ke lokasi lainnya. |
Dimana kode XX, mewakili kode tiap propinsi yakni:
Kode | Nama Propinsi | Kode | Nama Propinsi | Kode | Nama Propinsi | ||
11 | Nangroe Aceh Darussalam | 32 | Jawa Barat | 64 | Kalimantan Timur | ||
12 | Sumatera Utara | 33 | Jawa Tengah | 71 | Sulawesi Utara | ||
13 | Sumatera Barat | 34 | Daerah Istimewa Yogyakarta | 72 | Sulawesi Tengah | ||
14 | Riau | 35 | Jawa Timur | 73 | Sulawesi Selatan | ||
15 | Jambi | 36 | Banten | 74 | Sulawesi Tenggara | ||
16 | Sumatera Selatan | 51 | Bali | 75 | Gorontalo | ||
17 | Bengkulu | 52 | Nusa Tenggara Barat | 76 | Sulawesi Barat | ||
18 | Lampung | 53 | Nusa Tenggara Timur | 81 | Maluku | ||
19 | Bangka Belitung | 61 | Kalimantan Barat | 82 | Maluku Utara | ||
21 | Kepulauan Riau | 62 | Kalimantan Tengah | 91 | Irian Jaya | ||
31 | DKI Jakarta | 63 | Kalimantan Selatan | 92 | Papua |
[navigasi.net] Peta GPS - Upload peta Navigasi.net via MapSource Gambar 2: Aktifkan pilihan untuk instalasi aplikasi MapSource | ||
Terdapat tiga buah file berekstensi BAT yang bila anda jalankan (double click) saat aplikasi MapSource tidak aktif, akan menjadikan aplikasi tersebut menampilkan model peta navigasi.net yang berbeda-beda. Terdapat tiga mode yakni, Custom All, Basic Road dan Basic All, silahkan anda jalankan masing-masing file BAT tersebut dan lihat hasilnya (beserta perbedaanya) saat aplikasi MapSource dijalankan.
Selanjutkan, perhatikan screencam yang ditampilkan pada Gambar 3, untuk memperjelas proses instalasi peta navigasi.net keperangkat GPS yang anda miliki. Screencam ini bertujuan untuk memperlihatkan proses pemilihan peta secara keseluruhan, bukan melalui proses click satu persatu peta yang ada, yang bisa menjadikan peta navigasi.net tidak dapat tertransfer seluruhnya ke perangkat GPS anda.
| ||
[navigasi.net] Peta GPS - Upload peta Navigasi.net via MapSource Gambar 3: Proses transfer peta navigasi.net secara keseluruhan via aplikasi MapSource | ||
[navigasi.net] Peta GPS - Upload peta Navigasi.net via MapSource Gambar 4: Hapus semua peta yang mengandung kode "-50]" (blok berwarna hijau) pada bagian namanya jika anda tidak ingin menyertakan peta topo ter- upload ke perangkat GPS anda | ||
[navigasi.net] Peta GPS - Upload peta Navigasi.net via MapSource Gambar 5: Pastikan route calculation data telah diaktifkan saat transfer ke perangkat GPS | ||
Semoga penjelasan singkat ini mampu memperjelas sebagian pengguna awam perangkat GPS saat hendak menggunakan peta GPS gratis wilayah indonesia yang ada disitus ini, navigasi.net :)
Sumber : navigasi.net
=========================
= Trango 5,8 Ghz Manual =
=========================
* ip default = 192.168.100.100
command :
1.sysinfo = Check konfigurasi yang sedang dipergunakan / berjalan.
contoh : #>sysinfo
tampilan :
[Hardware Version] 0004 -> Versi Hardware.
[FPGA Version] 03110601 [Checksum] 1D28DCC4 -> Nilai koreksi versi FPGA.
[Firmware Version] FSU 1p01H0004D03100101 [Checksum] 191D17BC -> Nilai koreksi software radio.
[Device ID] 00 01 DE 13 E0 15 [Base ID] 1 [AP ID] 3 [SU ID] 37 -> Nilai baseid, apid, dan suid yang terdaftar ( sesuai setting ) di AP.
[System Up Time] 2 day(s) 10:54:18 -> Waktu aktif radio dari kondisi off sebelumnya.
[Radio Temperature] 34 -> suhu pada hardware
[Opmode] su [Default Opmode] su [Opmode Start] 30 sec -> mode kerja dan mode load default sesudah restart.
[IP] 172.16.4.49 [Subnet Mask] 255.255.255.0 [Gateway] 172.16.4.254 -> setting ip pada hardware
[Httpd Port] 80 [Httpd Status] listen -> status service konfigurasi via web browser
[Telnetd Port] 23 [Telnetd Status] connected (172.16.2.83,2075) -> status koneksi dan jalur yang dipergunakan untuk setting hardware.
[Tftpd] disabled -> status service tftp yang dipergunakan untuk upgrade software radio.
[RF Tx Power] 22 dBm -> Daya yang dipergunakan radio.
[RF Rx Threshold] -70 dBm -> Batasan sinyal minimum yang dipergunakan untuk koneksi.
Channel Table: (MHz) -> Tabel frequensi yang dapat dipergunakan.
[Ch#01] 5736 [Ch#02] 5756 [Ch#03] 5776 [Ch#04] 5736 [Ch#05] 5736 [Ch#06] 5816
[Ch#07] 5745 [Ch#08] 5760 [Ch#09] 5775 [Ch#10] 5790 [Ch#11] 5340 [Ch#12] 5745
[Ch#13] 5760 [Ch#14] 5775 [Ch#15] 5790 [Ch#16] 5805 [Ch#17] 5820 [Ch#18] 5736
[Ch#19] 5736 [Ch#20] 5736 [Ch#21] 5745 [Ch#22] 5736 [Ch#23] 5736 [Ch#24] 5736
[Ch#25] 5736 [Ch#26] 5736 [Ch#27] 5736 [Ch#28] 5736 [Ch#29] 5736 [Ch#30] 5736
[Channel Scan Sequence] 13 h -> Tabel frequensi yang akan di scan sebagai media komunikasi ke AP.
[Active Channel] 13 h Associated -> status komunikasi dengan AP.
[Broadcast Packet] block [Auto Scan AP] on [TCP/IP for AP] on [TCP/IP for Local
Eth] on -> Status setting pada sw.
[Remarks] trango -> Identifikasi nama hardware.
[RF Rx] 147 kbps [RF Tx] 44 kbps [Eth Rx] 38 kbps [Eth Tx] 143 kbps -> status koneksi berdasarkan hardware wireless (RF RX & RF TX), berdasarkan hardware ethernet (Eth RX & Eth TX).
2. updateflash ss / updateflash systemsetting = update konfigurasi yang sedang berjalan ke konfigurasi yang tersimpan di memory hardware, untuk di load ulang saat hardware di reboot.
3. save ss / save systemsetting = simpan konfigurasi berjalan setelah dilakukan perubahan konfigurasi.
4. rssi (freq) = untuk melakukan check kualitas sinyal pada frequensi tertentu / terhadap AP yang saat ini sedang terhubung.
contoh : #>rssi
tampilan :
#> rssi
[ 1] peak -64 dBm avg -64 dBm ****
[ 2] peak -63 dBm avg -64 dBm ****
[ 3] peak -64 dBm avg -64 dBm ****
[ 4] peak -64 dBm avg -64 dBm ****
[ 5] peak -64 dBm avg -64 dBm ****
bila nilai minus semakin kecil maka kualitas sinyal koneksi semakin baik, sebagai contoh : -67 lebih baik dari -76.
5. opmode (su) (ap) (off) = melakukan perubahan terhadap fungsi kerja hardware (opmode), sebagai su , ap atau dalam mode off.
contoh : #>opmode su
6. set defaultopmode (su) (off) = memberikan setting default terhadap fungsi kerja hardware (opmode) sesudah hardware di restart.
contoh : #>set defaultopmode su y
tampilan :
#> set defaultopmode su y
[Default Opmode] su [Opmode Start] 30 sec
Success.
7. freq (channel) = menetapkan channel yang akan dipergunakan antara komunikasi SU dan AP.
contoh : #>freq 21 h
tampilan :
#> freq 13 h
Success.
8. freq writescan (channel) = menetapkan channel tertentu yang juga akan di pergunakan sebagai alternatif komunikasi dengan AP.
contoh : #>freq writescan 13 h 13 v
tampilan :
#> freq writescan 13 h 13 v
Success.
9. set baseid (number) = Menetapkan baseid AP pada konfigurasi SU, yang akan dipergunakan sebagai media identifikasi AP.
BASEID = disesuaikan settingnya dengan baseid AP yang dipergunakan untuk koneksi.
contoh : #>set baseid 1
10. set apid (number) = Menetapkan apid AP pada konfigurasi SU, yang akan dipergunakan sebagai media identifikasi AP.
APID = disesuaikan settingnya dengan apid AP yang dipergunakan untuk koneksi.
contoh : #>set apid 2
11. set suid (number) = Menetapkan suid SU yang terdaftar pada database SU di AP.
SUID = harus terlebih dahulu didapatkan dengan mendaftarkan MAC Adress SU di AP.
contoh : #>set suid 24
cara mendaftarkan di AP :
a. Telnet ke ip AP.
b. Lihat database SU di AP.
#>sudb view
tampilan :
#> sudb view
[#Begin]
[0001] 0001 64 128 00 01 DE 13 EB 2F
[0002] 0001 128 128 00 01 DE 13 EB 31
[0003] 0001 1000 1000 00 01 DE 13 E5 B0
[0004] 0001 1000 1000 00 01 DE 01 91 C5
[0005] 0001 128 128 00 01 DE 13 DB E4
[0010] 0001 128 140 00 01 DE 13 E3 3D
[0013] 0001 1000 1000 00 01 DE 01 96 35
[0014] 0001 128 140 00 01 DE 13 E1 05
[0015] 0001 1000 1000 00 01 DE 01 B1 ED
[0016] 0001 128 128 00 01 DE 01 B1 CF
[0017] 0001 256 256 00 01 DE 13 E6 94
[0036] 0001 1000 1000 00 01 DE 13 E2 DB
[0100] 0001 128 128 00 01 DE 13 DE 57
[0215] 0001 200 200 00 01 DE 13 E3 36
[#End]
Success.
c. Cari SUID yang belum dipergunakan, pada contoh diatas misalnya SUID 6.
d. Daftarkan MAC pada database SU di AP, contoh : #> sudb add 6 reg 128 128 00 11 22 33 44 55
sudb add -> perintah menambahkan MAC SU pada database AP.
reg -> Pola bandwith radio. reg = reguler, prio = diutamakan.
128 128 -> CIR dan MIR ( besaran transfer rate )
00 11 22 33 44 55 -> MAC SU
e. Simpan hasil update database dengan perintah : #>save sudb atau #>updateflash sudb
12. sw (0-6) = Melakukan pengaturan fungsi yang aktif pada SU / AP, fungsi tiap SW :
sw 0 Melakukan filter pada paket broadcast / multicast
sw 1 Fungsi scanning AP ( hanya SU )
sw 2 Mengaktifkan fungsi TCP/IP SU ke AP ( hanya SU )
sw 3 Mengaktifkan fungsi komunikasi SU ke SU ( hanya AP )
sw 4 Melakukan penandaan pada paket broadcast ( hanya AP )
sw 5 Mengaktifkan fasilitas setting via browser
sw 6 Mengaktifkan fungsi TCP/IP ketika SU dalam kondisi ON.
13. reset all = Merubah konfigurasi ke konfigurasi default.
14. logout = Untuk keluar dari mode konfigurasi di SU atau AP.
//document/ Bayyu